Pengertian Persediaan
Pengertian persediaan menurut Syakur (2009;125) sebagai berikut :
“Persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi objek pokok aktivitas perusahaan yang tersedia untuk di olah dalam proses produksi atau di jual”.
“Persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi objek pokok aktivitas perusahaan yang tersedia untuk di olah dalam proses produksi atau di jual”.
Pengertian persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5),
persediaan diartikan sebagai berikut :
Persediaan adalah aset :
a. Tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha biasa
b. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk di gunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
persediaan diartikan sebagai berikut :
Persediaan adalah aset :
a. Tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha biasa
b. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk di gunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persedian menurut Kieso, Weygant dan Warfield (2007;402) pengertian persediaan adalah :
“Inventory are asset items held for sale in the ordinary course of business or goods that will be used or consumed in the production of goods to be sold.”
Kutipan di atas jika diterjemahkan adalah :
“Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk di jual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan di gunakan atau di konsumsi dalam membuat barang yang akan di jual”.
Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat diartikan bahwa persediaan
adalah unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang dilakukan
secara terus menerus di produksi.“Inventory are asset items held for sale in the ordinary course of business or goods that will be used or consumed in the production of goods to be sold.”
Kutipan di atas jika diterjemahkan adalah :
“Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk di jual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan di gunakan atau di konsumsi dalam membuat barang yang akan di jual”.
Sifat Persediaan
Persediaan merupakan unsur aktiva
yang bersifat mudah diuangkan atau bernilai tinggi. Investasi dalam
persediaan biasanya merupakan aktiva lancar paling besar dari perusahaan
dagang dan manufaktur.
Pada perusahaan dagang persediaannya adalah barang dagangan(Merchandise Inventory).
Pada perusahaan manufaktur yang termasuk persediaan adalah barang-barang yang akan digunakan untuk proses produksi selanjutnya.
Pada perusahaan manufaktur yang termasuk persediaan adalah barang-barang yang akan digunakan untuk proses produksi selanjutnya.
Arti Penting Persediaan dalam perusahaan
Menurut Jusup Al Haryono (2005;184) menyatakan bahwa arti penting persediaan barang dagangan adalah :
“Persediaan barang dagangan adalah merupakan elemen aktiva yang sangat aktif dalam operasi perusahaan-perusahaan dagang, karena pembelian dan penjualan barang dagangan merupakan aktivitas atau transaksi yang paling sering terjadi. Persediaan barang dagangan pada umumnya dinilai pada harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar atau nilai yang diharapkan dapat direalisasikan.”
“Persediaan barang dagangan adalah merupakan elemen aktiva yang sangat aktif dalam operasi perusahaan-perusahaan dagang, karena pembelian dan penjualan barang dagangan merupakan aktivitas atau transaksi yang paling sering terjadi. Persediaan barang dagangan pada umumnya dinilai pada harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar atau nilai yang diharapkan dapat direalisasikan.”
Persediaan
pada umumnya dipisahkan berdasarkan pokok pikiran meliputi jenis barang
yang cukup banyak dan merupakan bagian yang cukup berarti dari seluruh
aktiva perusahaan. disamping itu, transaksi yang berhubungan dengan
persediaan merupakan aktivitas yang paling sering terjadi.
Dalam laporan keuangan, persediaan
merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan laba rugi maupun
neraca sebuah perusahaan dagang atau perusahaan industri, persediaan
seringkali merupakan bagian yang terbesar dari keseluruhan aktiva ancar
yang dimiliki perusahaan. Laporan laba rugi maupun neraca tidak akan
dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam
penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan
laba rugi maupun neraca. Dalam perhitungan laba rugi nilai persediaan
(awal dan akhir) mempengaruhi besarnya Hargga Pokok Penjualan (HPP).
Menurut Soemarso S. R (2004;384)
menyatakan bahwa arti penting dari persediaan adalah: “Dalam laporan keuangan, persediaan barang dagang disajikan baik neraca maupun laba rugi. Persediaan barang dagang yang tercantum di neraca mencerminkan nilai barang dagang yang ada pada akuntansi.
menyatakan bahwa arti penting dari persediaan adalah: “Dalam laporan keuangan, persediaan barang dagang disajikan baik neraca maupun laba rugi. Persediaan barang dagang yang tercantum di neraca mencerminkan nilai barang dagang yang ada pada akuntansi.
Di laporan laba rugi, persediaan barang
dagang muncul dalam harga pokok penjualan. Ada saling berhubungan antara
persediaan di neraca dengan laporan laba rugi, bahkan ada saling
berhubungan antara persediaan barang pada tahun berjalan dengan tahun
tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang.
Dari adanya saling berhubungan, terlihat
betapa pentingnya pos ini dalam menentukan laba (rugi) dalam posisi
keuangan perusahaan, tidak saja terhadap tahun berjalan tetapi juga
tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Kesalahan dalam menentukan
nilai persediaan barang akan mempengaruhi tidak saja laporan laba rugi
dan neraca tahun berjalan tetapi juga neraca dan laporan laba rugi tahun
yang akan datang.”
Penggolongan Persediaan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.7)
menyatakan bahwa : Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang diproduksi, oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Bagi perusahaan jasa, persediaan meliputi biaya jasa seperti diuraikan dalam paragrap 18, di mana entitas belum mengakui pendapatan yang terkait (lihat PSAK 23): pendapatan.
menyatakan bahwa : Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang diproduksi, oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Bagi perusahaan jasa, persediaan meliputi biaya jasa seperti diuraikan dalam paragrap 18, di mana entitas belum mengakui pendapatan yang terkait (lihat PSAK 23): pendapatan.
Penggolongan persediaan tergantung pada
karakteristik perusahaan itu sendiri, yaitu apakah perusahaan dagang
atau industri. Bagi perusahaan dagang yang usahanya adalah membeli dan
menjual kembali barang-barang, persediaannya meliputi semua barang yang
dimiliki perusahaan dan siap untuk dijual kembali kepada pelanggan.
Dengan kata lain perusahaan membeli barang dengan tujuan untuk dijual
kembali. Persediaan dalam perusahaan dagang dan pedagang eceran
(retailer) disebut persediaan barang dagangan (merchandise inventory)
sedangkan dalam perusahaan industri
(manufacture) , persediaan terdiri
dari :
- Persediaan Bahan Baku atau Mentah (Raw Material)
Bahan baku merupakan barang-barang yang di peroleh dalam keadaan yang harus dikembangkan yang akan menjadi bagian utama dari barang jadi. Jika membuat sepeda, salah satu bahan mentah adalah pipa baja. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan menjadi bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung (bahan penolong).- Bahan Baku Langsung (Direct Material)
adalah semua bahan baku yang merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan. - Bahan baku tidak langsung (Indirect Material) atau bahan penolong
adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak pada barang yang dihasilkan.
- Bahan Baku Langsung (Direct Material)
- Persediaan Bahan Dalam Proses (Work In Process)
Persediaan bahan dalam proses adalah persediaan barang-barang yang belum selesai dikerjakan dalam proses produksi sehingga belum menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Adapun unsur-unsur biaya yang terkandung didalam persediaan ini meliputi :- Biaya Bahan Langsung (Direct Material)
Biaya bahan yang secara langsung dikaitkan dengan barang-barang dalam produksi. - Biaya Upah Langsung (Direct Labour)
Seluruh biaya karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi sampai menjadi produk jadi yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk dan upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. - Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Expense)
Terdiri dari seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang-barang, selain bahan langsung dan upah langsung, biaya-biaya yang termasuk biaya overhead pabrik ini antara lain :- Bahan Penolong
- Upah Tidak Langsung
- Biaya Penyusutan Pabrik, Mesin atau Peralatan Pabrik (Depresiasi)
- Pemeliharaan (Maintanance)
- Perbaiakan (Reparation)
- Pajak Kekayaan (Property taxes)
- Biaya asuransi (Insurance expense)
- Biaya penerangan, pemanasan dan pembangkit tenaga
- Biaya administrasi atau manajemen yang ada kolerasinya dengan kegiatan produksi.
- Biaya Bahan Langsung (Direct Material)
- Barang Jadi (Finished Good)
Barang jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan siap untuk dijual ke konsumen. Selain itu barang jadi yang merupakan hasil produksi suatu perusahaan industri baik sebagai hasil produk selesai, juga merupakan barang yang digunakan pada proses produksi yang lebih lanjut pada saat produk selesai biaya diakumulasikan dalam proses produksi yang ditransfer dari barang dalam proses perkiraan barang jadi.
Jenis-jenis persediaan
Menurut Iman Santoso (2006;143)
berbagai jenis persediaan dalam material (cost) perusahaan dagang maupun
industri dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Persediaan bahan baku (raw material)
yaitu bahan baku yang akan diproses lebih lanjut dalam proses produksi. - Persediaan barang dalam proses (work in process/good in process)
yaitu bahan baku yang sedang diproses dimana nilainya merupakan akumulasi biaya bahan baku (raw material cost),biaya tenaga kerja (direct labor cost), dan biaya overhead (factory overhead cost). - Persediaan barang jadi (finished goods)
yaitu barang jadi yang berasal dari barang yang telah selesai diproses telah siap untuk dijual sesuai dengan tujuannya. - Persediaan bahan pembantu (factory/manufacturing supplies)
yaitu bahan pembantu yang dibutuhkan dalam proses produksi namun tidak secara langsung dapat dilihat secara fisik pada produk yang dihasilkan. - Persediaan barang dagangan (merchandise inventory)
yaitu barang yang langsung diperdagangkan tanpa mengalami proses lanjutan.
Dari ulasan tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda
tergantung pada sifat dan jenis, yaitu persediaan barang dagangan pada
perusahaan dagang. Sedangkan bagi perusahaan manufaktur, persediaan
terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses,
persediaan barang jadi, dan persediaan bahan pembantu.
Pengukuran Persediaan
Salah satu masalah terkait dengan persediaan adalah mengukur nilai persediaan tersebut. Pernyataan Standar Akuntansi (2011;14.8)
menyatakan bahwa persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai
realisasi neto, mana yang lebih rendah. Pada bagian ini akan dijelaskan
mengenai biaya yang termasuk dalam biaya persediaan, rumus biaya yang
dapat digunakan oleh suatu entitas yang mencerminkan asumsi arus biaya
yang mencerminkan pengeluaran biaya persediaan, metode nilai realisasi
neto, dan metode lainnya.
- Biaya Persediaan
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.- Biaya Pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat didistribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. - Biaya Konversi
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi.
Overhead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan administrasi pabrik. Overhead
produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. - Biaya-biaya Lain
Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkan overhead
nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai
biaya persediaan.
Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:- Jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang tidak normal;
- Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya.
Untuk buku yang dapat kalian gunakan untuk belajar, Kita dapat menggunakan referensi buku dibawah ini. Lebih baik pilih yang edisi revisi. Bisa dibeli di toko-toko buku seperti Gramedi, Togamas, dll. Selain itu kalian juga dapat membelinya online di bukalapak.com
- Biaya Pembelian

0 komentar:
Posting Komentar